twitter
rss

1. Ini nih dokumentasi kegiatan moniting Panitia Pelaksana, ke MTs Negeri Sumedang



 
  

  2. Nahhh untuk foto-foto dibawah ini, adalah kegiatan monitoring di MTs Al-Hikmah





                                                  

Di bawah ini foto-foto kegiatan Pelatihan Media Kreasi Digital (App Inventor) Mahasiswa UPI PGSD Sumedang untuk selanjutnya membantu kegiatan Monitoring siswa/siswi MTs peserta perlombaan.













1. Kamis, 15 Mei 2014
 Suasana Pelatihan Media Kreasi Digital App Inventor









  










2. Jum'at, 16 Mei 2014


Peserta dan panitia berfoto bersama di akhir acara Pelatihan Media Digital App Inventor


Di bawah ini foto kegiatan memancing ikan untuk selanjutnya di olah menjadi kere ikan

 



 Di bawah ini foto pengolahan ikan untuk dijadikan kere ikan. Molai dari ikan di belah seperti berbentuk gepeng sampai proses penjemuran.







Kegiatan rumah pintar al-barokah semakin maju saja, sebab pada tanggal 2 MEI 2014 kelompok paduan suara rumah pintar al-barokah diundang untuk mengisi acara di kampus UPI Sumedang di sana mereka di suruh menyanyikan dua buah lagu, yang pertama lagu "Rinduku Padamu" dan yang ke dua "Terima Kasih Guru".Mereka tampil dengan sangat baik dan percaya diri yang tinggi sehingga semua penonton yang melihat sangat terkesan selain itu suara mereka sangat bagus.Sehingga para mahasiswa UPI Sumedang memberikan apresiasi berupa kenang-kenangan yang sangat berarti bagi Rumah Pintar Al-Barokah.Inilah dokumentasi selama kegiatan berlangsung.






Kata-kata itu seringkali diucapkan saat saya duduk  di hadapan bu Een Sukaesih (wa Een sang Guru Qolbu). Makin sering saya berada di samping wa Een, berjam-jam diskusi mulai dari masalah ringan keseharian, perjalanan hidup, tentang pendidikan, rencana program dan pembangunan rumah pintar Al Barokah, makin dalam pula makna yang tersirat dari tutur kata dan kejernihan pikiran dan hati wa Een.  Ya, semakin dekat mengenal beliau, ada kekuatan bathin yang luar biasa sehingga setiap kali saya memasuki kamar ukuran 3,5 m X 3,5 m itu, terasa ada energy positif yang dipancarkan dari wajah wa Een yang selalu putih bercahaya, serta senyum dan sapa ramah pada siapa saja yang datang menemui beliau di kamarnya. Tidak pernah mengenal lelah !....., mimpi beliau tentang Rumah Pintar jadi topik yang selalu menjadi fokus bahasan wa Een, saat saya ada di samping beliau maupun lewat pembicaraan di telp. Sungguh, wa….makin tumbuh kekuatan kami untuk tetap berada mendampingimu.
Tahun yang lalu, sekitar bulan Agustus 2013 saya dihubungi pa Elih Sudiapermana (Kadisdik Kota Bandung saat ini), sebagai seorang senior beliau selalu mengajak saya untuk berpikir dan mengerjakan hal-hal real khususnya yang terkait dengan pendidikan. Pada saat itu program Rumah Pintar teman-teman PLS (Pendidikan Luar Sekolah) Universitas Pendidikan Indonesia yang didanai SIKIB melalui Dikmas Kemendikbud dilaksanakan di tempat pembelajaran wa Een di Dusun Batu Karut Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Pembicaraan terkait dengan rencana membantu mewujudkan mimpi wa Een yang ingin memiliki sarana belajar (sekolah) yang dapat memfasilitasi pembelajaran bagi anak-anak didiknya. Ide yang tercetus adalah pembangunan Rumah Pintar, karena akan sulit apabila diwujudkan dalam bentuk sekolah formal. Saya diminta untuk melihat lokasi dan membuat rancangan bangunan tersebut dengan konsep Rumah Pintar untuk memfasilitasi masyarakat belajar  (learning society) dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Sesuai petunjuk teknis Rumah Pintar yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Rumah Pintar ini akan memfasilitasi 5 sentra   kegiatan yaitu : Sentra Buku, Sentra Bermain, Sentra Panggung, Sentra Komputer dan Sentra Kriya. Tentu saja  permintaan itu tidak akan pernah saya tolak, karena selain secara teknis rancangan itu bukanlah hal yang terlalu sulit, tapi yang paling penting adalah visi yang terkandung di dalamnya, konsep yang ingin dikembangkan serta berbagai pemikiran-pemikiran pa Elih tentang pendidikan selalu menantang untuk direalisasikan. Di sisi lain, ini juga sebagai bagian dari program Prodi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI yang mengembangkan edukasi dan pendampingan masyarakat di bidang arsitektur. Dan tentunya sosok wa Een sendiri yang semangat pengabdiannya harus didukung berbagai pihak khususnya kalangan pendidikan dan harus menjadi gerakan penyadaran tentang makna dan hakekat berpendidikan itu.

Pemberdayaan Masyarakat
Satu minggu kami selesaikan rancangan dan RABnya, setelah sebelumnya survey lokasi dan melakukan analisis tapak.Lokasi yang sangat inspiratif, bangunan kami rancang di atas kolam ikan dengan view yang lepas ke area pesawahan. Proses pembangunan dimulai pada bulan nopember dengan dana awal 56 juta rupiah, kami kembangkan konsep pemberdayaan dengan mengkoordinasikan pontensi lokal baik sumber daya manusia maupun sumber daya material. Skema ini berjalan, karena tim pembangunan dari unsur masyarakat mampu menghimpun sumbangan seperti material pasir dari para pengusaha pasir di Cimalaka, kayu yang dimiliki masyarakat serta sumbangan lainnya dalam berbagai bentuk. Hingga bulan Desember pembangunan tahap awal untuk menyelesaikan pondasi dan plat lantai 1 dapat kami rampungkan. Kekuatan masyarakat jadi langkah awal kami menentukan rencana selanjutnya.
Bulan Desember 2013, suara di ujung telp khas suara jernih wa Een…dengan nada riang : “neng…kamari pa Gubernur sumping teras ninggal lokasi pembangunan Rumpin, anjeuna janji bakal ngabantos ti dana umat, saurna engke aya tim teknis anu bade menindaklanjuti” (neng, kemarin pa Gubernur datang dan meninjau lokasi pembangunan Rumpin, beliau berjanji akan membantu dari dana umat, dan akan mengirim tim teknis untuk menindaklanjuti). Alhamdulillah, kami sama-sama mengucapkan rasa syukur, seperti halnya wa Een, saya pun teramat senang. Kami siapkan proposal teknis dan tetap merencanakan skema pembangunan bertahap, karena setelah selesai pekerjaan pondasi dan plat lantai 1, terus terang kami belum memiliki dana untuk pembangunan selanjutnya. Proposal teknis kami siapkan untuk dimasukkan ke berbagai pihak dan tentu utamanya ke Bapak Gubernur. Namun, tentu dengan segala kesibukan beliau, proses tersebut belum menemukan titiknya sampai akhir pebruari dan pembangunan sementara berhenti.
Minggu tanggal 2 Maret 2014, kembali suara di ujung telp wa Een yang mengabarkan senin tanggal 3 Maret 2014 Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Ibu Ani akan berkunjung ke rumah wa Een di sela-sela tugas kenegaraan di Sumedang. Harapan baru di hati Wa Een dan tentunya kami tim pendamping dari UPI akan program dan perampungan fisik bangunan Rumpin akan segera terwujud dengan dikomunikasikan dan ditinjau langsung Bapak Presiden. Saya diminta untuk mendampingi wa Een dan menjelaskan konsep, rencana dan kebutuhan dana rumpin di hadapan pa SBY. Di kamar 3,5 m X 3,5 m itu suasana hangat dan penuh haru tercipta manakala Bapak dan Ibu Ani Yudoyono, para menteri dan gubernur sama-sama duduk bersimpuh mendengarkan ungkapan keinginan Wa Een tentang pembangunan rumah pintar dan diperkuat dengan presentasi gambar dan RAB yang saya sampaikan. Sampai akhirnya keluar steatment pa SBY yang kami tunggu-tunggu dengan gaya khas beliau “tenang bu Een, jangan khawatir, saya akan membantu merampungkan bangunan rumah pintar ini dalam waktu dekat, di sini hadir para menteri yang akan membantu”. Kembali harapan dan rasa syukur yang tak terkira, kelelahan mempersiapkan kedatangan Bapak Preseiden dan rombongan seperti terbayarkan.
Pasca kedatangan RI 1 dan rombongan di kediaman wa Een, kami tim dari UPI diminta untuk melakukan proses dan prosedur yang harus ditempuh. Intinya, menindaklanjuti pertemuan di ruang pembelajaran wa Een, implementasinya ditangani oleh Kemendikud langsung.Skema bantuan didelegasikan ke Dirjen Dikti, Dikmas dan PAUDNI.Dari semua pembicaraan itu, kesimpulannya Kemendikbud begitu serius menanggapi itu dan akan mengalokasikan beberapa program untuk mendukung kegiatan di rumah pintar. Dan inilah yang harus kami laporkan ke Wa Een saat itu serta menjelaskan pada masyarakat yang telah mempersepsikan akan ada dana segar (cash) untuk pembangunan fisik rumpin. Sebagian besar skema itu adalah bantuan program yang kadang tidak dipahami oleh sebagian masyarakat. Ini bagian dari pendidikan kita pada masyarakat wa, bahwa tidak semudah dan sesederhana itu apabila menyangkut dana Negara. Sampai sati ini, kita belum mendapat bantuan dana untuk pembangunan fisik itu, bagaimanapun hal ini membebani pikiran wa Een, tapi harus kita terima dan jelaskan pada masyarakat.
kanggo urang mah sesah nya neng,…hoyong ngabangun rumpin nu peryogi dana 700 juta oge……(buat kita mah susah ya neng, ingin membangun rumpin yangmembutuhan dana 700 juta juga). Kata-kata yang beberapa kali muncul saat diskusi ringan dan selalu kami tertawa bersama manakala kami dengan iseng membandingkan bahwa harga itu jauh di bawah harga satu unit mobil mewah sitaan dari para koruptor yang sekarang berjejer memenuhi parkir Gedung KPK.Itulah negeri ini wa…., banyak hal yang ironis. Tapi dengan pendidikan qolbumu, wa Een mengajarkan saya untuk tidak lagi berteriak seperti masa-masa saya mahasiswa, atau tidak harus mengeluarkan kata-kata “pedas” seperti saat saya berkumpul dengan sahabat-sahabat  LSM saya.  “isin neng…memang saha uwa teh…?,…..” selalu diungkapkan wa Een apabila membahas tentang kedatangan dan janji beliau-beliau. Kita tahu wa, baik gubernur, presiden dan ibu Negara serta para pejabat yang menjenguk uwa, datang dengan hati dan ketulusan cinta kasih terhadap uwa, bukan atas dasar kepentingan politik atau pencitraan.  Sehingga kita yakin bahwa janji mereka juga bukan janji politik tapi janji seorang muslim terhadap muslim lainnya yang sudah 26 tahun lebih terbaring namun tetap mengabdikan dirinya pada pendidikan, memikirkan banyak hal yang bermanfaat untuk orang lain dan masa depan anak-anak didiknya.
Ya wa,….engkau tidak pernah meminta pada siapapun…hanya uwa talah dijanjikan. Dan seperti semangat pantang menyerahmu, “tidak boleh menuntut neng….tapi kita juga tidak boleh diam untuk berusaha”, sehingga berbagai rencana dan skema kita susun lagi sambil menunggu Bapak-Bapak pimpinan kita yang sekarang semuanya sedang luar biasa sibuk.Beliau-beliau tidak akanmelupakan janji wa, beliau-beliau adalah muslim yang kaffah, pada waktunya akan datang membantu merampungkan pembangunan Rumah Pintar Al Barokah yang jadi impian uwa dan kita bersama. Hanya saja ini tahun politik wa, …semua tokoh politik di negeri ini sedang sibuk “memikirkan kita dan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan ?”. Kita sangat mengerti itu, maka usaha kita untuk menggalang dana tetap harus dilakukan, “tolong tawarkan buku biografi uwa ke teman-teman di UPI neng, keuntungannya bisa buat nambah ke dana rumpin”. Dan hari sabtu, 5 April kemarin pa Gatot dari Seamolek berdiskusi dengan kita, membuatkan web Rumpin Al Barokah…., kami tim UPI diminta pa Gatot menyiapkan content webnya, salah satunya tampilan animasi rancangan rumpin. Dan melalui web itu kita bisa galang dana dari berbagai unsur, InsyaAllah. Kita harus tetap optimis, bukankah ribuan masjid yang berdiri di pelosok negeri ini sebagian besarnya dibangun dengan dana dan kekuatan masyarakat ?....., atau saat spontanitas semua kalangan yang menghimpun dana untuk menebus TKW yang terancam hukuman pancung ? atau  kencleng untuk berbagai kebutuhan sosial dan tragedi anak negeri ini…selalu berhasil dari kekuatan masyarakat. Subhanallah !
Satu yang selalu wa Een mintakan, permintaan pada Sang Pemilik Hidup “neng, kumaha-kumaha oge uwa mah tetep munajat ka Allah, uwa teh hoyong damang, hoyong sehat deui, tiasa aktivitas sapertos anu sanesna….” (neng, bagaimanapun uwa tetap berdoa pada Allah, uwa ingin sembuh, ingin sehat kembali dan bisa beraktivitas seperti yang lainnya). Kun fayakun wa, apapun kuasa Allah akan terjadi. Namun, pernahkan uwa menyadari ?....bahwa kesehatan hati dan pikiranmu jauh melampaui kesehatan fisikmu, yang untuk mengambil sampel darahpun, dokter sering mengalami kesulitan, tapi ketulusanmu selalu mengalirkan darah segar pada generasi penerusmu. Bahkan kecerdasan hatimu melebihi kami, orang-orang di negeri ini yang fisiknya sehat wal afiat, berlimpah kekayaan tapi konon katanya banyak hati dan kecerdasannya yang “sakit” ?.Wallahualam.


Penulis : Lilis Widaningsih, Tim perancang dan pendamping pembangunan Rumah Pintar Al Barokah (Een Sukaesih), Kaprodi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI.

Dibawah ini adalah video tentang pembelajaran sentra panggung yang ada di rumah pintar ibu Een.sentra ini melakukan pelatihan dari hari selasa hingga hari kamis.Sentra panggung ini mengajarkan beberapa ilmu kesenian yaitu : tari dan menyanyi.